a-cube way of manufacturing.




Resume Kuliah Umum Prof. Pisut Koomsap.
Oleh: Rizky Yulviano, 10525076, Teknik mesin UII.

A-cube: Way of Manufacturing.

Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh. Ini adalah tugas resume untuk kuliah otomasi industri Pak Faizun. Adapun resumenya adalah dari kuliah umum yang dilaksanakan teknik mesin uii  dengan narasumber  Prof. Pisut Koomsap dengan moderator D.Eng Risdiyono.

Curriculum vitae narasumber:
Prof.Dr.Pisut Koomsap

Dr. Pisut Koomsap adalah seorang professor di ait, Asian institute of Technology Thailand. Beliau lulusan:


  •  s1 dari dari Thammasat University, bangkok pada 1994; 
  • s2 dari university of louisville, kentucky tahun 1996; dan 
  • s3  dari Pennsylvania State University, Pennsylvania pada tahun 2001.


pengalaman beliau:
  • ·        1998-2001 : Graduate Research Assistant, Laser Processing Division. Pennsylvania State University USA
  • ·        2001-2002 : Characterization Engineer, Northrop Grumman Component Technologies. Charlotte, NC USA
  • ·        2003-2012 : Assistant Professor, Asian Institute of Technology. Pathumthani Thailand.
  • ·        2012-sekarang: Associate Professor, Asian Institute of Technology. Pathumthani Thailand.

Beliau pernah mendapatkan penghargaan:


  • ·        All University National Honor Society, Phi Kappa Phi (1996)
  • ·        National Collegiate Engineering Awards, NCEA (1996)
  • ·        Industrial Engineering Honor Society, Alpha Pi Mu (1995)


 Apa itu A-cube?
a-cube dalam bahasa inggris berarti A pangkat 3(Aᵌ). Maksudnya, a- cube adalah singkatan dari 3 buah a, dimana a adalah:
·        abrasive waterjet technology,
adalah teknologi yang memanfaatkan air yang dinaikkan tekanannya hingga tekanan jet dan digunakan sebagai mesin potong
·        adaptive layered manufacturing,
adalah teknologi manufaktur yang membuat produk dengan cara layer per layer atau lembar per lembar.
·        automotive technology.
Adalah teknologi manufaktur otomotif yang bertujuan mengurangi kecelakaan di jalan raya.

A-cube yang akan dibahas, sendiri adalah sebuah kelompok riset yang terdapat di asian institute of technology thailand yang bergerak dalam pengembangan teknologi seperti yang tersebut di paragraf di atas.

D.Eng Risdiyono
Salah seorang dosen saya di uii yang juga menerima Yoshiro Takasaki Prize, D.Eng Risdiyono juga adalah seorang anggota dari A-cube. Beliau merupakan “graduated member dari doctoral degree”dari a-cube. Beliau terlibat bersama Prof Pisut dalam pembuatan jurnal  : “Design by Customer: Concept and Application tahun 2011”,




 mengikuti konferensi-konferensi di antaranya:

  • “customer involvement in Value Creation pada sistem manajemen dan teknik industri asia pasifik ke 11 di malaysia”, 
  • “Design by customer: a management of flexibilities pada konferensi internasional desain kreatifitas pertama di kobe, jepang”, 
  • “crowdscreening: a natural selection for mass customization pada konferensi dunia personalisasi dan kustomisasi masal ke 5 di helsinki, finlandia”, 
  • dan lain sebagainya.
 Selanjutnya, kita akan membahas tentang apa saja yang disampaikan oleh Dr. Pisut Koomsap dalam kuliah umumnya.
                                    

Way to make customer happy.
Dr. Pisut mengungkapkan bahwa hal tersebut adalah salah satu yang terpenting dalam dunia engineering dan akan menjadi ketentuan utama dalam riset yang diadakan a-cube. Way to make customer happy artinya adalah cara untuk membuat pelanggan senang. Beliau mengatakan bahwa way to make customer happy, is by involve them in the progress. Melibatkan pelanggan dalam proses pembuatan benda yang mereka inginkan justru adalah menjadi jalan yang akan membuat mereka senang. Hal ini terjadi karena pelanggan dapat merasa transparansi yang baik, mendapatkan rasa puas karena bisa mengkustomisasi sesuai keinginan pribadi, dan merasa terlibat dalam semua proses.
a-cube member

Manufacturing nowadays
         Manufacturer oriented(mass production)
         customer oriented (mass production)
         Customer oriented(mass customization)
         Customer oriented(personalization)

Untuk poin pertama(Manufacturer oriented), adalah gaya manufaktur yang lama. Di sini, manufaktur sudah dalam proses pembuatan secara masal, namun hal ini kurang memuaskan pelanggan akibat kurangnya pilihan-pilihan yang dikehendaki sebenarnya oleh pelanggan. Sehingga, untuk manufacturer oriented, terkesan bahwa produsen “memaksa” pelanggan.

Untuk poin kedua(Customer oriented), adalah gaya manufaktur yang dibuat untuk menambah nilai seorang pelanggan dalam produk yang dipesan. Untuk poin ini, produsen meminta pelanggan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan, kemudian produsen akan mempertimbangkan informasi tersebut dan membuat produk sebaik mungkin. Gaya yang seperti ini sebanarnya mirip dengan poin pertama, namun ada sedikit peningkatan dalam hal melibatkan pelanggan.

Untuk poin ketiga(customer oriented), adalah   gaya manufaktur yang dibuat untuk menjawab keterbatasan pada poin kedua. Gaya yang satu ini melibatkan pelanggan dalam kustomisasi desain dengan batasan-batasan tertentu. Gaya yang satu ini memilikki keterkurangan yaitu masih ada kemungkinan produk tidak sesuai dengan keinginan pelanggan.

Untuk poin keempat(customer oriented),  adalah gaya manufaktur yang ideal untuk menjalankan”way to make customer happy”. Hal ini, dikarenakan semua hal didesain oleh produsen. Mulai dari:


  • ·        Select(pemilihan)
  • ·        Continue(keberlangsungan)
  • ·        Modify(modifikasi)
  • ·        Design(desain)
Apabila ada kekurangan yang tidak bisa dikerjakan oleh pelanggan sendiri, produsen akan membantunya mengatasi hal itu.
Selanjutnya, professor menjelaskan topologi bagaimana informasi pelanggan dapat diubah menjadi produk. Pada topologi, professor menjelaskan tentang adanya DG-code AWT, Sum RP, D-LOM RP, dan Printing m/c yang menyebabkan mengapa nilai suatu manufaktur menjadi terbatas untuk kalangan tertentu dan berharga mahal.

Inovasi A-cube dalam mengatasi tuntutan zaman akan gaya manufaktur
Di bagian ini, prof. Pisut juga menampilkan beberapa inovasi yang sedang dilakukan dan telah dicapai A-cube:

  • ·           Smart car
  • ·        Design and Development of Mosaic Tiling Automation 
  • ·        Intelligent Control of Laser-Based Manufacturing 
  • ·        SVM Machine
  • ·        Abrasive waterjet cutting machine
  • ·        dll

Pada bagian ini yang beliau jelaskan adalah tentang abrasive waterjet cutting macihne, mosaic tiling,svm machine, dan sistem intelejensi yang mengubah gambar sketsa hingga menjadi produk prototype 3d nyata

abrasive waterjet
Abrasive waterjet cutting machine.
Adalah alat yang mengadopsi tekanan jet yang diatur agar dapat memotong bahkan plat besi sekalipun. Mesin ini memilikki keuntungan bagi kita melewati proses CAM atau pembuatan g-code. Selanjutnya, mesin ini sedang dikembangkan bahkan agar tidak memerlukan proses CAD.


taj mahal mosaic
Mosaic tiling automation.
Professor Pisut menjelaskan bahwa a-cube sedang melakukan penelitian bagaimana cara membuat mosaic dengan penggunaan gaya manufaktur  customer oriented(personalization). Bagaimana pelanggan dapat memesan mosaic untuk furniture rumah dengan elegan dengan cara kustomisasi pribadi. Sedang dilakukan pengembangan agar kerjanya semakin optimal.


algoritma svm
Svm machine
Mesin ini bekerja layaknya mesin 3d printing. Mesin ini dapat membuat prototipe benda 3d  dengan pemanfaatan garam dan tepung. Mesin ini juga dibantu kamera untuk me-scanning benda protype yang selanjutnya akan diproses oleh svm machine dengan prinsip adaptive layer manufacturing yang a-cube sedang kembangkan.


sketch dan 3d product
Desain sketch to 3d product
Untuk yang satu ini adalah yang saya kira paling menarik bagi saya pribadi, karena seperti dijelaskan oleh professor, bagaimana a-cube berinovasi membuat desai pelanggan yang hanya coret-coretan sketsa menjadi sebuah produk nyata. Bagaimana software akan membuat pengelompokan frame-frame dan garis sehingga menjadi 1 garis tebal yang kemudian dikonversi menjadi dua garis hingga menjadi satu garis nyata yang dapat di analisa kan menjadi benda 3d.


Kesimpulan
Dari kuliah umum bersama professor Pisut,beliau selalu mencari soal yang palit sulit untuk mesin dapat bekerja. Saya mendapatkan kesimpulan bahwa a-cube bekerja dengan menanggapi problema yang paling susah dan paling kompleks yang ditemui agar hasil dari inovasi dapat dipakai dalam kondisi apapun dan sesederhana apapun. Dengan kapasitas mesin yang mampu memcahkan masalah yang kompleks, tentunya masalah yang tidak kompleks akan diselesaikan dengan mudah oleh mesin tersebut.

Begitulah manufaktur. Dari kuliah umum, saya mendapatkan gagasan bahwa kita harus mulai memecahkan masalah yang tersulit agar nilai karya yang kita kerjakan dapat dihargai dan berkapasitas yang baik. Ketika kita mampu mengangkat beban dengan massa 50 kg, tentunya akan mudah bagi kita untuk mengangkat beban dengan massa 10kg.

Bahkan, mungkin begitulah hidup, dengan mengatasi masalah yang sulit, kita akan mudah mengatasi masalah yang mudah. “sekali merengkuh dayung, dua-tiga pulau terlampaui.”Terima kasih untuk pak Faizun yang telah memberikan tugas ini sehingga membantu saya untuk tambah mencintai dunia manufaktur.

Wassalamualikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar

  1. Mas bro risky.
    kata-kata/hurufnya masi ada yang kurang.
    dan untuk blognya di buat lebih menarik lagi mas bro risky.
    unyu unyu gituh,, hehehe.
    good blognya,,
    suskes terus..
    salam solidarity..

    BalasHapus
  2. gambar pembuatan produknya masih kurang banyak gan..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Automation industry task

Cerpen a.k.a. Short story

Manusia Manusia yang Menjadi Zombie